Selidiki Kasus Perampokannya, Polisi Paris Tidak Kenal Kim Kardashian

Paris - Siapa tidak tahu Kim Kardashian? Dengan jumlah follower Instagram 87 juta dan Twitter 49 juta, Kim merupakan salah satu selebriti paling populer di dunia maya.

Belum lagi eksistensinya di berbagai acara serta reality show 'Keeping Up With The Kardashians', membuat wanita 36 tahun ini semakin melambung namanya. Namun seorang polisi di Paris ternyata tidak mengenal Kim Kardashian.

Adalah petugas kepolisian Christian Sainte, yang mengaku tidak tahu siapa dan seberapa terkenalnya bintang reality TV tersebut. Padahal Christian lah yang pertama menangani kasus perampokan yang dialami istri rapper Kanye West itu saat di Paris, Prancis.

Foto: Hotel tempat Kim Kardashian dirampok di Paris. Dok. Reuters, AFP

Saat diinformasikan tentang kejadian yang berlangsung sekitar satu bulan lalu itu, Christian mengaku harus Googling terlebih dahulu sebelum akhirnya mengenal sang selebriti. Diceritakan majalah Vanity Fair, Chief Christian menerima laporan lewat telepon pada pukul 3 pagi waktu setempat, yang memberitahunya bahwa ada seorang pesohor yang mengalami kerampokan.

Petugas yang berjaga malam itu mengatakan bahwa korban perampokan bernama Kim Kardashian. "Aku bertanya pada asistenku, 'Siapa si korban ini?'" kata Christian, seperti dikutip dari news.com.au.

Ternyata rekan kerjanya juga tidak mengenal Kim, hingga Christian melihat komputer dan mengetikkan nama Kim Kardashian di Google. Saat itu juga, Christian jadi tahu siapa sang korban.

Foto: Dok. Getty Images, AFP, Instagram

"Aku langsung paham dia siapa. Dan sekarang aku tahu hampir semua hal tentangnya. Kepribadian korban, Kim Kardashian, tidak seperti orang-orang lainnya. Dia punya banyak 'like' di Facebook," ujarnya.

Menurut Christian, salah satu pemicu terjadinya perampokan itu adalah perilaku Kim di social media yang terlalu aktif. Foto-foto yang memamerkan perhiasan dan kekayaan yang dipakainya, membuat orang tergoda untuk menguasainya juga.

"Dia (Kim) memberi terlalu banyak informasi di social media setiap waktu. Kita bisa bilang ada tim profesional di balik tindak kriminal ini dan mereka kelihatannya terorganisir," kata Christian. (hst/hst)